Oogenesis

Pengertian Oogenesis

Oogenesis adalah proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Tidak seperti spermatogenesis yang dapat menghasilkan jutaan sperma dalam waktu yang bersamaan, oogenesis hanya mampu menghasilkan satu ovum matang sekali waktu. Oogenesis dimulai dengan pembentukkan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia. Terjadi dalam organ reproduksi betina yaitu ovarium.

Oogenesis

Mekanisme oogenesis sangat berbeda dengan spermatogenesis, walaupun memiliki persamaan dalam proses meiosis. Diantara kelahiran dan masa pubertas, sel-sel telur dalam hal ini oosit membesar dan folikel disekitarnya tumbuh. Selanjutnya oosit primer mereplikasi DNA dan memasuki profase meiosis I dan tidak berkembang lebih lanjut jika tidak diaktifkan oleh hormon FSH (Follicle stimulating hormone).


Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia (tunggal: oogonium). Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari fetus perempuan. Pada akhir bulan ketiga usia fetus, semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap pembelahan.


Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit primer membelah secara miosis, tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami kematian setiap hari sampai masa pubertas. Memasuki masa pubertas, oosit melanjutkan pembelahan miosis I. hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub primer.


Baca Juga : Sel Saraf


Tahapan Oogenesis

Seperti halnya pada spermatogenesis, oogenesis pun memiliki tahap, diantaranya:

  1. Proliferasi (perbanyakan)

Tahap perbanyakan belangsung secara berulang-ulang. Gametogonium membelah menjadi 2, 2 menjadi 4, 4 menjadi 8 dan seterusnya. Sel benih primordial berdiferensiasi menjadi oogonium, lalu mengalami proliferasi untuk membentuk oosit primer, siap memasuki periode tumbuh. Padamamalia masa proliferasi terjadi dalam kandungan induk.

  1. Pertumbuhan

Pada pertumbuhan, oogonium akan tumbuh membesar menjadi oogonium I. Pertumbuhan sangat memegang peranan penting, karena sebagian besar dari substansi telur digunakan dalam perkembangan selanjutnya. Diferensiasi juga terdapat pada periode tumbuh.

  1. Pematangan

Pada proses ini terdapat 2 kali pembelahan meiosis. Setelah terjadi fase pertumbuhan, oogonium I mengalami tahap pematangan, yang berlangsung secara meiosis. Akhir meiosis I terbentuk oogonium II dan akhir meiosis II terbentuk ootid.

  1. Perubahan bentuk

Ootid dalam fase terkhir akan mengalami perubahan bentuk (transformasi)menjadi gamet. Pada mamalia, selesai meiosis I pada betina, terbentuk oosit II dan satu polosit. Polosit jauh lebih kecil dari oosit, karena sitoplasma sedikit sekali.

Akhir dari meiosis II akan terbentuk satu ootid dan satu polosit II. Sementara itu polosit I membelah pula menjadi dua, tapi jarang terjadi karena berdegenerasi lebih awal. Tiga polosit tersebut akan berdegenerasi lalu diserap kembali oleh tubuh. Jadi pada betina oosit tumbuh menjadi 1 ovum.


Proses Terjadinya Oogenesis

Proses Oogenesis
Gambar 1. Oogenesis dan Ovum

Baca Juga :Protista


  • Sel-Sel Kelamin Primordial

Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam ektoderm embrional dari saccus vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epitelium germinativum kira-kira pada minggu ke 6 kehidupan intrauteri (dalam kandungan).


Masing-masing sel kelamin primordial (oogonium) dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang melindungi dan memberi nutrien oogonium dan secara bersama-sama membentuk folikel primordial.


  •  Folikel Primordial

Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium dan folikel ini dihasilkan sebanyak 200.000 buah. Sejumlah folikel primordial berupaya berkembang selama kehidupan intrauteri dan selama masa kanak-kanak, tetapi tidak satupun mencapai pemasakan. Pada waktu pubertas satu folikel dapat menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf dimana didalamnya terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.


  •  Oosit Primer

Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n). Satu pasang kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan disebut kromosom XX. Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu kromosom terdiri dari dua kromatin. Kromatin membawa gen-gen yang disebut DNA.


  • Pembelahan Meiosis Pertama

Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami pemasakan dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum membelah sehingga kromosom terpisah dan terbentuk dua set yang masing-masing mengandung 23 kromosom. Satu set tetap lebih besar dibanding yang lain karena mengandung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel yang lebih kecil disebut badan polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer ini dapat membelah diri dan secara normal akan mengalami degenerasi.


Pembelahan meiosis pertama ini menyebabkan adanya kromosom haploid pada oosit sekunder dan badan polar primer, juga terjadi pertukaran kromatid dan bahan genetiknya.


Baca Juga :Bentuk Tulang


  •  Oosit Sekunder

Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala spermatozoa menembus zona pellucida oosit. Oosit sekunder membelah membentuk ootid yang akan berdiferensiasi menjadi ovum dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk tiga badan polar dan satuovum masak, semua mengandung bahan genetik yang berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara normal mengalami degenerasi. Ovum yang masak yang telah mengalami fertilisasi mulai mengalami perkembangan embrional.

Bagan Oogenesis
Gambar 2. Bagan Oogenesis

Macam-macam telur menurut susunan deutoplasma

Macam telur (ovum) menurut susunan deutoplasma ada 4 yaitu :

  1. Homolechital

Disebut juga oligolechital atau isolechital. Deutoplasma sedikit, tersebar rata diseluruh sitoplasma. Terdapat pada amphioxus dan methateria dan eutheria.

  1. Mediolechital

Deutoplasma berupa lapisan didaerah kutub vegetal telur, terdapat pada amphibian

  1. Megalechital

Istilah lainya adalah telolechital. Deutoplasma banyak sekali, membentuk lapisan yang mengisi hampir semua telur , sedangkan inti dan sedikit sitoplasma menempati hanya daerah puncak kutub animal. Terdapat pada pisces, reptelia aves dan monotremata.

  1. Centrolechital

Deutoplasma relatif banyak dibandingkan dengan volume telur, tapi terletak dibagian tengah. Sitoplasma berada sebelah luar, terdapat pada telur insecta.


Baca Juga :Otot Polos


Ovarium terdiri atas 3 bagian. Bagian tersebut saling berkaitan satu sama lain, yaitu daerah medula yang merupakan pembuluh darah dan jarinagan penyambung jarang, daerah medulla dan tunica albuginea Ovarium berjumlah sepasang yaitu berada di kiri dan di kanan uterus, dalam rongga pelvis. Diikatkan ke dinding dorsal tubuh pada broad ligament uterus mesovarium, dan ke uterus sendiri oleh ligament pula.


Ovarium diselaputi oleh selapis sel-sel yang berasal dari lapisan peritoneum, yang kemudian berubah jadi bentuk kubus, disebut epitel germinal. Sebelah dalam epitel germinal terdiri dari selapis jaringan ikat rapat, tunica albuginea.


Hormon yang Berperan dalam Oogenesis

Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis hipothalamus-hipofisis-ovarium. Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH (gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone).


FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi sekresi hormon estrogen dan progesteron. LH merangsang  korpus luteum untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi. Pada masa pubertas, progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder. FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen, memacu perkembangan folikel. Hormon prolaktin merangsang produksi susu.


Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis ovarium. Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh hipothalamus. Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat menstimulasi (positif feedback, pada fase folikuler) maupun menghambat (inhibitory/negatif feedback, pada saat fase luteal) sekresi FSH dan LH di hipofisis atau GnRH di hipothalamus.


Berikut ini rincian hormon yang berperan dalam oogenesis:

  1. Hormon FSH (follicle stimulating hormone) : Berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel

  2. Hormon LH (leutinizing hormone) : Berfungsi merangsang terjadinya ovulasi

  3. Hormon Esterogen: Berfungsi menimbulkan sifat kelamin sekunder

  4. Hormon Progesteron :Berfungsi untuk menebalkan dinding endometrium.

     


Baca Juga :Fungsi Faring


Perbedaan Spermatogenesis dan Oogenesis

Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma sedangkan oogenesis adalah proses pembentukan ovum. Spermatogenesis terjadi di lumen tubulus seminiferus testis sedangkan oogenesis terjadi di ovarium dan berlanjut saat terjadi fertilisasi. Proses spermatogenesis baru aktif saat pubertas.


Pembentukan dan Pengembangan Oogenesis

Pembentukan dan pengembangan gamet perempuan dalam ovarium dikenal sebagai Oogenesis. Ini adalah proses gametogenesis perempuan. Ini melibatkan berbagai tahap ovum belum matang. Penciptaan Oogonium tradisional bukan milik oogenesis, tetapi untuk jalan umum dari gametogenesis bersama dengan spermatogenesis.


Oosit mencapai maksimum mereka pada 20 minggu usia kehamilan, saat ada sekitar tujuh juta dari mereka. Oogenesis adalah proses meiosis pada organisme wanita dari Oogonium ke oosit primer, ke oosit sekunder dan kemudian ke sebuah sel telur. Sel sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalamtestis melewati sebuah proses kompleks yang disebut denganspermatogenesis. Dibentuk di dalam tubulus seminiferus. Dipengaruhi oleh beberapa hormon yaitu :


Hormon GnRH

Berfungsi untuk merangsang lobus anterior pituitaryuntuk produksi hormon gonadotropin FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone).

Testosterone

Hormon ini dihasilkan oleh sel – sel leydig yang terdapat diantara tubulus seminiferus testis. Hormon ini bertanggung jawab terhadap pembelahan sel – sel epitel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembentukan spermatosit sekunder.

Hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone)

Berfungsi untuk merangsang pembentukan spermasecara langsung. Serta merangsang sel sertoli untuk meghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) untuk memacu spermatogonium untuk melakukanspermatogenesis.

Hormon LH (Luteinizing Hormone)

Berfungsi merangsang sel leydig untuk memperoleh sekresi testosterone (yaitu suatu hormone sex yang penting untuk perkembangan sperma).


  1. Secara sederhana proses ini memproduksi spermamatang di dalam tubulus seminiferus lewat langkah – langkah sebagai berikut ini :

  2. Ketika seorang anak laki – laki mencapai pubertas pada usia 11 – 14 tahun, sel kelamin jantan primitif yang belum terspesialisasi dan disebut dengan spermatogoniummenjadi diaktifkan oleh sekresi hormon testosteron.

  3. Masing – masing spermatogonium membelah secaramitosis untuk menghasilkan dua sel anak yang masing – masing berisi 46 kromosom lengkap.

  4. Dua sel anak yang dihasilkan tersebut masing – masing disebut spermatogonium yang kembali melakukan pembelahan mitosis untuk menghasilkan sel anak dan satunya lagi disebut spermatosit primer yang berukuran lebih besar dan bergerak ke dalam lumen tubulus seminiferus.

  5. Spermatosit primer melakukan meiosis untuk menghasilkan dua spermatosit sekunder yang berukuran lebih kecil dari spermatosit primer. Spermatosit sekunderini masing – masing memiliki 23 kromosom yang terdiri atas 22 kromosom tubuh dan satu kromosom kelamin (Y atau X).

  6. Kedua spermatosit sekunder tersebut melakukan mitosisuntuk menghasilkan 4 sel lagi yang disebut spermatid yang tetap memiliki 23 kromosom.

  7. Spermatid kemudian berubah menjadi spermatozoa matang tanpa mengalami pembelahan dan bersifat haploid (n) 23 kromosom. Keseluruhan proses spermatogenesis ini menghabiskan waktu sekitar 64 hari.

     


Baca Juga :Sistem Organ


Pengaruh Hormon dalam Oogenesis

Pengaruh Hormon dalam Oogenesis

Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH yang merangsang pertumbuhan sel-sel folikel di sekeliling ovum. Ovum yang matang diselubungi oleh sel-sel folikel yang disebut Folikel de Graaf, Folikel de Graaf menghasilkan hormon estrogen. Hormon estrogen merangsang kelenjar hipofisis untuk mensekresikan hormon LH, hormon LH merangsang terjadinya ovulasi.


Selanjutnya folikel yang sudah kosong dirangsang oleh LH untuk menjadi badan kuning atau korpus luteum. Korpus luteum kemudian menghasilkan hormon progresteron yang berfungsi menghambat sekresi FSH dan LH. Kemudian korpus luteum mengecil dan hilang, sehingga akhirnya tidak membentuk progesteron lagi, akibatnya FSH mulai terbentuk kembali, proses oogenesis mulai kembali.


Catatan : Pada laki-laki spermatogenesis terjadi seumur hidup, dan pelepasan spermatozoa dapat terjadi setiap saat. Pada wanita, ovulasi hanya berlangsung sampai umur sekitar 45 – 5O tahun. Seorang wanita hanya mampu menghasilkan paling banyak 400 ovum selama hidupnya, meskipun ovarium seorang bayi perempuan sejak lahir sudah berisi 500 ribu sampai 1 juta oosit primer.

Setiap bulan wanita melepaskan satu sel telur dari salah satu ovariumnya. Bila sel telur ini tidak mengalami pembuahan maka akan terjadi perdarahan (menstraasi). Menstruasi terjadi secara perfodik satu bulan sekali. Saat wanita tidak mampu lagi melepaskan ovum karena sudah habis tereduksi, menstruasi pun menjadi tidak teratur lagi, sampai kemudian terhenti sama sekali. Masa ini disebut menopause.


Baca Juga :Gambar Ginjal


Demikian penjelasan artikel terkait tentang Oogenesis – Pengertian, Skema, Makalah, Proses, Gambar, Fungsi semoga bisa bermanfaat bagi embaca setia kami