Tipografi

Diposting pada

Definisi Tipografi

Tipografi merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui oleh seorang akademisi maupun praktisi desain grafis. Tipografi juga memiliki peran yang amat besar dalam penyampaian sebuah informasi melalui komunikasi visual.


Dalam perkembangannya, tipografi telah melewati berbagai macam dan keadaan yang memunculkan perkembangan serta perubahan yang semakin anyar. Tipografi juga memiliki sejarah panjang sejak kemunculannya pertama kali.

Tipografi


Pengertian Tipografi

Tipografi adalah suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin. Dikenal pula seni tipografi, yaitu karya atau desain yang menggunakan pengaturan huruf sebagai elemen utama. Dalam seni tipografi, pengertian huruf sebagai lambang bunyi bisa diabaikan.


Sejarah Tipografi

Sejarah perkembangan tipografi dimulai dari penggunaan pictograph. Bentuk bahasa ini antara lain dipergunakan oleh bangsa Viking Norwegia dan Indian Sioux. Di Mesir berkembang jenis huruf Hieratia, yang terkenal dengan nama Hieroglif pada sekitar abad 1300 SM. Bentuk tipografi ini merupakan akar dari bentuk Demotia, yang mulai ditulis dengan menggunakan pena khusus. Bentuk tipografi tersebut akhirnya berkembang sampai di Kreta, lalu menjalar ke Yunani dan akhirnya menyebar keseluruh Eropa.


Puncak perkembangan tipografi, terjadi kurang lebih pada abad 8 SM di Roma saat orang Romawi mulai membentuk kekuasaannya. Karena bangsa Romawi tidak memiliki sistem tulisan sendiri, mereka mempelajari sistem tulisan Etruska yang merupakan penduduk asli Italia serta menyempurnakannya sehingga terbentuk huruf-huruf Romawi. Saat ini tipografi mengalami perkembangan dari fase penciptaan dengan tangan hingga mengalami komputerisasi. Fase komputerisasi membuat penggunaan tipografi menjadi lebih mudah dan dalam waktu yang lebih cepat dengan jenis pilihan huruf yang ratusan jumlahnya.


Jenis Tipografi

Jenis-Tipografi

  • Old Style

Huruf cetak timah yang ditemukan oleh Johann Guttenberg pada tahun 1440 merupakan tonggak sejarah tipografi yang sangat berarti.Bahkan dikatakan bahwa Guttenberg adalah Bapak Desain Grafis. Setelah era itu, huruf-huruf latin yang kita pergunakan mulai diciptakan satu demi satu. Hingga kini telah ada jutaan jenis font digital.


Baca Juga : Dampak Teknologi Informasi Dalam Bidang Pendidikan


Tokoh-tokoh tipografi terkenal dalam sejarah yang perlu kita kenal di antaranya adalah Didot, Herbert Bayer, Giambattista Bodoni, Aldus Manutius, William Caslon, Theodore Low De Vinne, Robert Estienne, Frederic William Goudy, El Markovich Lissitzky, William Morris, Eric Rowton Gill, dan Stanley Morrison.


  • DIDOT

Didot adalah nama keluarga dari seniman Prancis yang berkiprah di bidang percetakan dan publikasi. Telah dihasilkan karya-karya yang sangat berarti dalam sejarah seni dan teknologi percetakan melalui keluarga seniman tersebut.


  • Francois Didot (1689 – 1757)

Pada tahun 1713, dia membuka usaha keluarga yang bergerak di bidang percetakan dan perancangan huruf (type founder) dan hingga tahun 2006, perusahaan ini masih beroperasi di Paris dengan nama Firmin-Didot et Cie.


  • Francois Ambroise Didot (1730 – 1804)

Putra dari Francois Didot yang pertama kali menemukan cara mengukur huruf menggunakan satuan point, 1 point sama dengan 1/72 inch. Hingga saat ini system tersebut paling dominan dalam pengukuran huruf.


  • Pierre Didot (1761 – 1853)

Putra sulung Ambroise Didot menciptakan ornament-ornamen versi cetak klasik yang popular dengan nama Luovre Edition.


  • Firmin Didot (1764 – 1836)

Putra Francois Ambroise yang lain, Firmin Didot, menemukan proses pembuatan plat cetak yang dicor (Guttenberg menemukan huruf timah yang dicor). Dia juga mendesain huruf yang diberi nama Didot.


  • Giambattista Bodoni (1740 – 1813)

Seorang ahli cetak dan perancang huruf dari Italia, Giambattista Bodoni, diangkat oleh The Duke of Parma untuk memimpin perusahaan percetakannya. Bodoni bertugas menjadi pengawas saat perusahaan percetakannya menggarap order sebuah penerbitan dalam edisi sangat mewah dari karya Homer’s Illiad serta karya-karya klasik lainnya.


Dia juga mencetak edisi peringatan dari Lord Prayer (tembang puji-pujian) yang dicetak dalam 155 bahasa. Bodoni dikenal sebagai desainer modern yang pertama dengan karyanya berupa Roman Style dengan nama Bodoni Book. Huruf yang didesain pada tahun 1798 adalah desain yang memiliki kontras antara bagian stroke yang tebal dan tipis, juga bentuk serif yang lurus.


  • Aldus Manutius (1450 – 1515)

Seorang ahli di bidang percetakan. Pada tahun 1490, dengan dukungan dana dari Prince of Carpi, ia mendirikan sebuah perusahaan percetakan di Venice untuk menerbitkan naskah-naskah dalam bahasa Latin Klasik dan Yunani berbentuk buku berukuran kecil yang kemudian kita kenal sebagai buku saku hingga kini. Pada tahun 1500 ia menciptakan huruf miring yang kemudian kita kita sebut Italic (karena berasal dari seorang ahli dari Italia). Huruf italic ini awalnya lebih ramping dibandingkan huruf roman biasa.


Penemuan tersebut menurunkan harga buku sehingga lebih murah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.Namun setelah segala sesuatu berkembang, factor penghematan dalam pemakaian space untuk huruf tidak lagi menjadi factor yang dominan.Orang-orang yang bergerak di bidang percetakan menemukan kelemahan dalam penggunaan body text dengan menggunakan huruf italic karena jenis huruf ini lebih sulit dibaca dibandingkan huruf roman.


  • William Caslon (1692 – 1766)

Seorang typefounder Inggris.Dia memulai karirnya di London sebagai pengukir (engraver) cetak. Selanjutnya ia membuka perusahaan yang khusus memproduksi karya huruf (typefoundary) yang sangat memperhatikan sifat eligibility (kejelasan), readability (keterbacaan), serta simplicity (kesederhanaan bentuk huruf). Hasil karya itu memungkinkan penggunaan huruf cetak berukuran lebih kecil sehingga satu halaman mampu memuat lebih banyak teks.


  • Frederic William Goudy (1865 – 1947)

Ia berasal dari Amerika Serikat dan memulai bisnis di bidang akuntan. Tahun 1895, ketika pindah ke Chicago, ia bekerja di bidang percetakan dan mulai merancang huruf. Ia mulai mendirikan perusahaannya sendiri dan menamainya Village Press di Park Ridge, Illinois tahun 1903. Oleh karena bisnisnya berkembang, ia pindah ke New York pada 1906, dan meneruskan usahanya di sana. Dua tahun kemudian ia berhasil memiliki rumah di daerah Marlboro, New York.


Di sini usahanya semakin berkembang.Ia mendesain lebih dari 100 typeface baru. Di antaranya yang masih poluler hingga saat ini adalah Camelot, Forum, Goudy, Goudy Old Style, Kennerley, Titling, dan Village.Ia menerima penghargaan di bidang Graphic Art, termasuk di antaranya medali emas dari Institute of Graphic Arts dan American Institute of Architecs. Ia juga menulis beberapa buku di antaranya A Half Century of Type Design and Typography 1895 – 1945.


Baca Juga :Desing Grafis


  • Eric Gill (1882 – 1940)

Nama yang sesungguhnya adalah Gill (Arthur) Eric Rowton. Dia adalah seorang type designer dan penulis asal Inggris.Ia membuat ukiran baru yang ikut dipamerkan di sebuah pameran di London pada tahun 1911. Dua tahun kemudian dia bergabung dengan sebuah Gereja Katolik Roma.


Dalam periode tersebut Eric Gill melahirkan karya ukiran yang sangat bagus berupa salib bergambar Yesus yang hingga kini terpasang di London’s Westminster Cathedral.Pekerjaan itu selesai pada tahun 1918. Karya ukiran lain dipasang di War Memorial Universitas Leeds yang dibuat pada 1922 – 1923.


Eric Gill memulai karir sebagai pencipta huruf sejak tahun 1925 dengan menghasilkan huruf Perpetua dan tahun 1927 menghasilkan Gill Sans Serif.Keduanya menjadi huruf yang tetap digemari hingga kini.Gill Sans adalah satu dari 10 font yang paling sering dipakai.


  • Modern Style

Meskipun namanya, “modern” jenis huruf ini juga dikenal sebagai Didone, bukanlah hal baru.  Pada abad kedelapan belas perbaikan dan perubahan kualitas kertas dan juga digabungkan dengan metode percetakan yang baru membuat beberapa perubahan font dan terciptanya beberapa tipografi baru.


Modern adalah istilah yang digunakan untuk mengkategorikan font dibuat pada saat itu atau dalam gaya saat itu. Font modern dikenali oleh tipis, serif horisontal panjang, dan yang jelas tebal / transisi tipis di stroke.Tarikan garinya adalah vertikal, tidak ada yang miring pada huruf.


Mereka cenderung terlihat sangat terstruktur dan dapat dianggap dingin.Karena itu, font modern dapat terlihat benar-benar eye-catching dan sangat elegan pada ukuran besar. Mereka tidak cocok untuk sejumlah besar tubuh teks, baik di web atau di cetak.


Ketika digunakan untuk body copy di media cetak, efek yang disebut “menyilaukan” terjadi, garis tebal menjadi sangat menonjol sedangkan garis tipis hampir menghilang. Yang terbaik untuk menjaga mereka untuk judul dan sub-judul.Anda tidak dapat menggunakan jenis huruf yang modern terlalu sering, tetapi sebagai seorang desainer itu bagus untuk dapat memilih dan mengenali kategori font.


Salah satu jenis modern font yang terkenal adalah Bodoni yang di ciptakan oleh Giambattista Bodoni pada tahun 1798.Typefacenya diuraikan sebagai Didone modern.Bodoni mengikuti ide dari John Baskerville, seperti yang ditemukan dalam jenis pencetakan Baskerville yang kontras dan stroke meningkat, lebih vertikal, dan Uppercase. Bodoni memiliki karir yang panjang tentang desain, meskipun desain ini kemudian sah disebut “modern”, desain sebelumnya adalah “transisi”.


Diantara versi digital, ada dua contoh yang bagus tentang periode sebelumnya, sebelumnya transisis: Sumner Stone’s ITC Bodoni, and Günther Lange’s “Bodoni Old Face” for Berthold. Bodoni mengagumi karya John Baskerville dan mempelajari secara rinci jenis desain pendiri Perancis Pierre Simon Fournier dan Firmin Didot. Meskipun ia menarik inspirasi dari karya para desainer diatas Didot, Bodoni menemukan gaya sendiri untuk tipografinya yang bisa di terima oleh dunia percetakan.


Baca Juga :“Open Source” Pengertian & Contoh ( Kelebihan – Kekurangan )


  • Slab Serif (Egyptian)

Kelompok huruf Slab Serif ditandai dengan serif yang tebal bahkan sangat tebal.Masa kemunculan jenis huruf ini bervariasi dan ikut menandai kemunculan huruf-huruf yang berfungsi lebih tepat sebagai penarik perhatian, yaitu sebagai Header.


Slab Serif  Muncul sekitar abad 19, kelompok bergaya Slab Serif awalnya  digunakan sebagai display type untuk menarik perhatian pembaca  poster iklan dan flier. Disebut juga Egyptian karena bentuknya yang  berkesan berat dan horisontal, mirip dengan gaya seni dan arsitektur Mesir Kuno.


Dikenal dengan sebutan lain sebagai Slab Serif (abad ke-19) karena Sirip/ Kait dan garisnya memiliki ketebalan yang sama, jika dilihat seperti papan. Font ini telah dikenal sebagai “Antique” dan “Egyptian” dan beberapa nama keluarga dari jenis font ini mencerminkan pengaruh Mesir: Kairo, Karnak, Memphis, dll. Serif slab sangat baik digunakan untuk membuat judul namun tidak baik untuk keterbacaan bila digunakan sebagai body copy.


Jenis font Slab Serif diantaranya adalah:

  1. Beton,

  2. Aachen,

  3. Calvert,

  4. Lubalin Graph,

  5. Memphis,

  6. Rockwell,

  7. Serifa,

  8. Clarendon,

  9. Stymie, dll.


  • SanS Serif

Jenis huruf berciri Sans Serif (yang artinya: tanpa serif) mulai muncul tahun 1816 sebagai  display type  dan sangat tidak populer di masyarakat karena pada saat itu dianggap tidak trendi sehingga dinamakan Grotesque, yang artinya lucu atau aneh. Contohnya Akzidenz- Grotesk.  Sans Serif  mulai populer pada awal abad 20,


saat para desainer mencari bentuk-bentuk ekspresi baru yang mewakili sikap penolakan terhadap nilai-nilai lama, yaitu pengkotakan masyarakat dalam kelas-kelas tertentu. Gerakan yang disebut dengan Modern Art Movement  ini mulai menghapus dekorasi dan hiasan berlebihan pada desain, yang pada saat itu dianggap menyimbolkan golongan kaya dan penguasa.


Sans Serif dibagi lagi menjadi tiga kelompok, yaitu  Grotesque, Geometric, Humanist  Sans Serif  yang muncul sebelum abad 20 masuk dalam golongan  Grotesque.  Contoh: Helvetica, Univers, Akzidenz Grotesk. Geometric Sans Serif memiliki bentuk yang geometris mendekati bentuk-bentuk dasar/basic shapes (segi empat, segi tiga, lingkaran). Mengekspresikan masyarakat industri dan mekanis.  Sedangkan huruf humanis berkesan lebih natural dibandingkan dengan grotesque dan geometric.


Terdapat tiga ciri utama dari huruf sans serif, yaitu:

  1. Garis melengkung berbentuk square atau persegi.

  2. Terdapat perbedaan kontras yang halus.

  3. Bentuk mendekati penekanan ke arah garis vertikal.


Sans Serif memiliki keunikan dengan ciri bentuk huruf tanpa sirip atau serif, dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini  adalah modern, kontemporer dan efisien.


Baca Juga :E-Learning adalah


Segi Rupa Huruf

Setiap bentuk huruf dalam sebuah alfabet memiliki keunikan fisik yang menyebabkan mata kita dapat membedakan antara huruf ‘m’ dengan ‘p’ atau ‘C’ dengan ‘Q’. Sekelompok pakar psikologi dari Jerman dan Austria pada tahun 1900 memformulasikan sebuah teori yang dikenal dengan teori Gestalt.


Teori ini berbasis pada ‘pattern seeking’ dalam perilaku manusia. Salah satu hukum persepsi dari teori ini membuktikan bahwa untuk mengenal atau ‘membaca’ sebuah gambar diperlukan adanya kontras antara ruang positif yang disebut dengan figure dan ruang negative yang disebut dengan ground.


  • Anatomi Huruf

Langkah awal untuk mempelajari tipografi adalah mengenali atau memahami anatomi huruf. Gabungan seluruh komponen dari suatu huruf merupakan identifikasi visual yang dapat membedakan antar huruf yang satu dengan yang lain. Apabila kita telah memahami anatomi huruf secara baik, dengan mudah kita dapat mengenal sifat dan karakteristik dari setiap jenis huruf.


Berikut adalah terminologi yang umum digunakan dalam penamaan setiap komponen visual yang terstruktur dalam fisik huruf.Setiap individu huruf, angka, dan tanda baca dalam tipografi disebut sebagai character. Seluruh character secara optis rata dengan baseline. Tinggi dari badan huruf kecil secara optis rata dengan x-height.


Setiap character apakah huruf besar atau kecil memiliki batang (stem) yang pada bagian ujung-ujungnya dapat ditemukan beberapa garis akhir sebagai penutup yang disebut terminal. Pada dasarnya setiap huruf terdiri dari kombinasi berbagai guratan garis (strokes) yang terbagi menjadi dua, yaitu guratan garis dasar (basic stroke) dan guratan garis sekunder (secondary stroke).


  • Apabila ditinjau dari sudut geometri, maka garis dasar yang mendominasi struktur huruf dalam alfabet dapat dibagi menjadi 4 kelompok besar, yaitu:
  1. Kelompok garis tegak-datar; EFHIL

  2. Kelompok garis tegak-miring; AKMNVZXYW

  3. Kelompok garis tegak-lengkung; BDGJPRU

  4. Kelompok garis lengkung; COQS

  • Apabila ditinjau dari sudut geometri, maka garis dasar yang mendominasi struktur huruf dalam alfabet dapat dibagi menjadi 4 kelompok besar, yaitu:
  1. Ruang negatif bersudut lengkung; BCDGOPQRSU

  2. Ruang negatif bersudut persegi-empat, EFHILT

  3. Ruang negatif bersudut persegi-tiga, AKMNVWXYZ


Perhitungan tinggi fisik huruf memiliki azas optikal-matematis, dalam pengertian bahwa dalam perhitungan angka, beberapa huruf dalam alfabet memiliki tinggi yang berbeda-beda, namun secara optis keseluruhan huruf tersebut terlihat sama tinggi.


Huruf yang memiliki bentuk lengkung dan segitiga lancip pada bagian teratas atau terbawah dari badan huruf akan memiliki bidang lebih dibandingkan dengan huruf yang memiliki bentuk datar. Apabila beberapa huruf tersebut dicetak secara berdampingan akan tercapai kesamaan tinggi secara optis.


Baca Juga :Topologi Jaringan adalah


  • Sistem Pengukuran

  • Point dan Pica

Tiga dasar sistem pengukuran dalam tipografi adalah: point (biasa disingkat dengan pt), pica (dibaca: paika), dan unit. Point digunakan untuk mengukur tinggi huruf, sedangkan pica digunakan untuk mengukur panjang baris. Pengukuran dari lebar persatuan huruf serta jarak antar huruf dihitung dengan satuan unit.


Perhitungan unit hanya digunakan dalam proses yang menggunakan teknologi phototypesetting dan digital composition – teknologi yang digunakan untuk pengetikan dan pencetakan huruf agar dapat mendapatkan hasil cetak yang tajam dan presisi. Pada tahun 1737, Pierre Fournier, seorang pembuat huruf (type founder) dari Paris menemukan sistem pengukuran huruf dalam satuan point.


Sistem pengukuran huruf yang lain diperkenalkan 40 tahun kemudian oleh Francois Ambroise Didot dari Perancis. Acuan yang dipakai sekarang adalah sistem Anglo-Saxon dengan perhitungan 72 pt setara dengan 1 inch atau 2,539 cm. Sistem pengukuran tipografi tersebut berawal dari teknik cetak movable type yang pada perkembangan berikutnya diciptakan standarisasi pengukuran dan satuannya.


  • X-height

X-height bukan merupakan sistem pengukuran huruf, namun besar kecilnya x-height dapat mempengaruhi tinggi huruf secara visual. Di samping itu, perbedaan jenis huruf serta proporsi antara x-height dan body size memiliki pengaruh terhadap ukuran ascender dan descender. Besar kecilnya x-height memiliki pengaruh terhadap jumlah huruf yang dapat terakomodasi dalam satu baris.


  • mm danen

Spasi adalah berupa interval antar elemen tipografi yang mencakup: jarak antar huruf atau yang disebut kerning, jarak antar kata atau yang disebut word spacing dan jarak antarbaris atau yang disebut leading (dibaca:leding). Teknik tradisional yang digunakan untuk pengukuran ruang jarak antar kata adalah penyisipan potongan metal yang diletakkan di antara huruf yang satu dan yang lain.


Potongan metal ini disebut quad. Sebuah quad berbentuk persegi empat yang merupakan kotak sebesar ukuran huruf. Quad memiliki satuan yang disebut sebagai em. Ukuran setengah dari em adalah en. Apabila huruf dengan ukuran 10 pt maka em-quad-nya berukuran 10 pt x 10 pt.


  • Kerning

Pengukuran jarak antarhuruf (kerning) dalam phototypesetting dan digital composition dihitung dengan sistem unit. Sistem ini tidak memiliki acuan pengukuran yang tetap, dalam pengertian bahwa unit memilikinilai yang berbeda-beda tergantung kepada sistem yang digunakan.


Em berupa kotak seukuran besarnya huruf, kemudian bila kotak ini dibagi menjadi beberapa segmen yang sama besar, maka setiap segmen ini disebut sebagai unit. Sebuah huruf ‘U’ dapat memiliki lebar 12 unit, sementara huruf ‘t’ dapat memiliki lebar 12 unit, sementara huruf ‘t’ dapat memiliki lebar 6 unit.


  • Leading

Pengukuran jarak antarbaris (leading) dihitung dengan menggunakan satuan point. Teknik tradisional memakai lembaran metal yang disisipkan di antara baris. Lembaran metal ini memiliki ketebalan yang beragam.


  • Keluarga Huruf

  • Berat

Perubahan berat dari struktur bentuk dasar huruf terletak pada perbandingan antara tinggi dari huruf yang tercetak dengan lebar stroke. Bila ditinjau dari berat huruf, maka anggota dari keluarga huruf ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok pokok, yaitu: light, regular, dan bold.


Setiap anggota keluarga huruf baik light, regular, dan bold memiliki kesamaan ciri fisik, namun dengan tampilnya perbedaan berat dapat memberikan dampak visual yang berbeda. Seperti contoh, huruf bold karena ketebalannya memiliki potensi yang kuat dalam menarik perhatian mata. Biasanya kelompok huruf bold ini banyak sekali digunakan untuk judul (headline) sebuah naskah, baik untuk iklan, poster, maupun media terapan lainnya.


  • Proporsi

Perbandingan antara tinggi huruf yang tercetak dengan lebar dari huruf itu sendiri dapat dibagi menjadi tiga kelompok bila ditinjau dari perbandingan proporsi terhadap bentuk dasar huruf tersebut. Pembagiannya adalah condense, regular, dan extended.


  • Kemiringan

Huruf yang tercetak miring dalam terminologi tipografi disebut italic. Huruf italic ini biasanya digunakan untuk memberikan penekanan pada sebuah kata. Di samping itu, huruf-huruf ini juga dipakai untuk menunjukkan istilah atau kata yang berasal dari bahasa asing.


Umumnya, huruf italic digunakan untuk teks dalam jumlah yang tidak terlalu panjang, seperti untuk keterangan gambar (caption), highlight dari naskah (copy blurb) serta kadang juga digunakan sebagai headline atau sub-head.


Apabila kita perhatikan secara seksama, huruf italic dirancang dengan sudut kemiringan tertentu untuk mencapai toleransi terhadap kenyamanan mata kita dalam membacanya. Sudut kemiringan yang terbaik adalah 12 derajat. Mata kita akan sukar mengidentifikasikan huruf italic apabila sudut kemiringan lebih besar dari 12 derajat, akan mempengaruhi keseimbangan bentuk huruf.


Baca Juga :Augmented Reality


  • Set Characters

Setiap alfabet memiliki berbagai character yang terdiri dari huruf besar atau yang disebut uppercase (sering juga disebut dengan capitals atau caps) dan huruf kecil atau yang disebut lowercase. Istilah ini berasal dari subsistem teknologi mesin cetak yang awalnya ditemukan oleh Johan Gutenburg. Pada masa itu cetakan huruf yang berupa potongan-potongan blok metal disimpan dalam sebuah kotak yang disebut dengan type case.


Huruf besar disimpan di dalam kotak pada bagian atas (upper case), sedangkan huruf kecil diletakkan pada bagian bawah dari kotak (lower case). Kelengkapan character dalam sebuah alfabet (set character) biasanya memiliki uppercase yang berjumlah 26 dan lowercase dalam jumlah yang sama. Selain uppercase dan lowercase masih terdapat berbagai jenis character yang melengkapi sebuah alfabet.


Sebagai catatan, setiap jenis huruf digital memiliki jumlah character yang berbeda-beda, hal ini tergantung pada seberapa banyak si perancang huruf mendesain jumlah character. Satu set characters yang lengkap biasanya terdiri dari lebih 200 jenis character. Penambahan character seperti ligatures disebut sebagai expert set characters.


Berikut adalah jenis-jenis character tambahan selain upper case dan lower case.

  1. Ligatures, Dua buah character atau lebih yang digabungkan menjadi satu kesatuan unit. Seperti; fi, fl, Æ, æ, Œ

  2. Modern Figures, Angka-angka yang memiliki ketinggian yang sama dengan upper case. Modern figures sering juga disebut sebagai lining figures

  3. Old Style Figures, Angka-angka yang memiliki ketinggian yang sama dengan meanline dari lower case.

  4. Foreign Accents, Character yang melengkapi sebuah set characters dalam sebuah bahasa tertentu, seperti beberapa tanda baca atau huruf2 tertentu, seperti beberapa tanda baca atau huruf-huruf tertentu seperti yang terdapat dalam bahasa Jerman atau Prancis.

  5. Small Caps, Upper case yang memiliki tinggi yang sama dengan lower case (x-height)

  6. Fractions, Angka-angka pecahan

  7. Punctuation Marks, Tanda-tanda baca


Keluarga huruf terdiri atas berbagai kembangan yang berakar dari struktur bentuk dasar (regular) sebuah alfabet dan setiap perubahan berat huruf masih memiliki kesinambungan bentuk. Perbedaan tampilan yang pokok dalam keluarga huruf dibagi menjadi tiga bentuk pengembangan, yaitu: berat, proporsi, dan kemiringan.


  • Klasifikasi Huruf

  1. Old style (Garamond, 1617

  2. Transitional (Baskerville, 1757)

  3. Modern (Bodoni, 1788)

  4. Egyptian/Slab Serif (Century Expanded, 1895)

  5. Sans Serif (Helvetica, 1957)

  6. Display/Script (Copperplate)


Sering timbul pertanyaan yang dikaitkan dengan keberadaan ragam jenis bentuk huruf digital yang hampir atau bahkan tidak memiliki korelasi dengan konvensi klasifikasi huruf yang telah ada. Hal ini sebaiknya diabaikan, mengingat klasifikasi huruf terakhir ditandai dengan tonggak sejarah kelahiran huruf Helvetica pada tahun 1957.


Untuk lebih singkatnya, klasifikasi huruf dibuat berdasarkan atas latar belakang sejarah perkembangan tipografi yang diambil dari momentum-momentum penting dalam perjalanan sejarah penciptan dan pengembangan bentuk huruf. Walaupun saat ini lahir beragam jenis bentuk huruf, dunia tipografi sekarang masih banyak mengangkat jenis huruf-huruf lama, seperti Bodoni, Century, ataupun Garamond yang direproduksi serta dimodifikasi dengan teknologi digital.


Huruf-huruf lama yang direproduksi kembali (revival type) oleh type foundry biasanya dimodifikasi dengan desain yang berbeda. Selain perbedaan desain, kadang ditemui juga perbedaan ukuran x-height. Untuk mengenali perusahaan mana yang mereproduksi dapat dilihat dari kode yang tertulis di muka nama jenis huruf, seperti A Garamond (‘A’ berarti Adobe) atau ITC Century (‘ITC’ berarti International Type Corporation).


Seperti halnya perbedaan desain, juga ditemukan perbedaan nama, seperti huruf Helvetica dinamakan juga Switzerland, Claro, Vega ataupun Newton. Penamaan ini tergantung kepada perusahaan mana yang mereproduksi huruf-huruf tersebut. Perbedaan standardisasi ini dapat menimbulkan masalah dalam produksi desain cetak. Untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya pada saat data di-serahkan kepada biro separasi film, jangan lupa untuk menyertakan jenis-jenis huruf yang digunakan.


Berikut adalah pengelompokan yang dibuat sesuai dengan urutan waktu pembuatan beserta salah satu contoh hurufnya:

  • Paragraph ( ¶ )

    1. Lebar kolom

    2. Font

    3. Ukuran Font

    4. Berat/bobot

    5. Gaya (roman, italic)

    6. Case (uppercase, large, and small caps or upper and lowercase)

    7. Line spacing (leading)


    8. Character spacing (tracking)

    9. Paragraph spacing

    10. Alignment (rata kiri, rata kanan, rata tengah atau justified)

    11. First-line indents atau hanging indents

    12. Hanging punctuation

    13. Raised atau dropped initial capitals

    14. Tanda penghubung atau hypenation


Paragraf adalah Kumpulan dari kalimat yang membentuk sebuah bentuk kotak yang unik yang disebut kolom. Tanpa pemecahan atau pembagian paragraf, Teks akan sangat sulit untuk dibaca, maka dari itu kita harus memberi perhatian khusus pada bagaimana paragraf itu dibentuk. Desainer harus memperhatikan dan membuat keputusan mengenai fitur-fitur paragraf berikut ini sebelum membangun sebuah paragraf.


  • Me-Render Huruf

  • Bitmap

Dalam Tampilan layar monitor atau pun cetak digital, teks di render oleh ribuan kumpulan grid mosaik berwarna berbentuk seperti titik yang disebut pixel untuk membuat sebuah bentuk yang diinginkan. Susunan bentuk grid inilah yang disebut dengan Bitmap.


Bitmap sangat intensif terhadap memory, sebuah file harus mengandung informasi tentang warna dan posisi dalam sebuah halaman di setiap pixelnya. Ketika sebuah gambar bitmap di perbesar, software hanya bisa memperbesar bentuk pixel pada gambar tersebut, sehingga mempengaruhi pixel asli dari gambar tersebut dan bagian pixel yang kecil dan bergerigi akan menjadi terlihat besar dan menjadikan gambar terlihat lebih bergerigi.


  • Vektor

Vektor mendeskripsikan sebuah bentuk sebagai sebuah garis seperti garis lurus atau garis melengkung yang saling menyatu dengan titik yang telah ditentukan. Garis-garis tersebut (vektor) di rekam dalam bentuk file sebagai formula matematika. Dan kemudian garis yang telah terbentuk di isi oleh pixel.


Vektor sangat baik untuk kualitas pengskalaan, ketika sebuah gambar vektor diperbesar, posisi kordinat titik vektor di susun ulang dengan dikontrol oleh formula matematika agar garis lurus dan lengkung pada titik-titik tersebut tetap konstan, dan bentuk baru ini kemudian di isi oleh pixel sesuai dengan bentuk dari vektor tersebut tanpa ada cacat pixel. File gambar vektor memakan memory lebih kecil dibandingkan dengan file bitmap.


Menggambar dengan vektor sangat efisien akan tetapi bagaimanapun juga gambar vektor ini ketika bertemu dengan layar monitor harus di render sebagai titik-titik matrix atau dengan kata lain garis vektor harus di konversi kedalam bentuk bitmap. Informasi garis vektor di konversi menjadi bitmap untuk dicetak, bedanya bitmap yang akan dicetak ini memiliki resolusi yang tinggi.


Ketika kita bekerja dengan huruf entah itu untuk percetakan atau online publishing, komputer yang akan menjadi mediumnya, dimana kita akan mengumpulkan materi dan mengerjakan konsep dan desain yang akan dibuat. Oleh karena itu kebutuhan akan pengetahuan grafis pada tampilan layar dan reproduksi grafis sangat dibutuhkan untuk mendapatkan final output yang terlihat oleh target audiens sesuai seperti apa yang kita harapkan.


Baca Juga : Bahasa Pemrograman


  • Huruf Dan Layar Komputer

Gambar dihadirkan di layar komputer oleh kumpulan titik-titik berwarna yang disusun dalam grid yang rapat yang dinamakan pixel, kualitas on-screen rendering dari huruf digital dihambat oleh kecilnya resolusi dari layar komputer yaitu, 72 pixel per inch (ppi) di layar Macintosh dan 96 ppi di layar PC. Ukuran huruf yang kecil akan tampil buruk dilayar dan sangat mengganggu dan masalahnya huruf berukuran kecil sering digunakan dalam penkerjaan desktop publishing.


Ukuran resolusi yang rendah dari layar komputer tidak bisa menghadirkan detail yang baik, sehingga ketika huruf berukuran kecil di raster dan disesuaikan dengan grid pixel, detail dengan ukuran lebih kecil dari 1 pixel harus dibesarkan atau dihilangkan, ini menyebabkan fitur seperti ketebalan stroke atau serif menjadi tidak konsisten atau mungkin menjadi hilang dan akhirnya membentuk huruf dan ruang yang tidak baik.


Beberapa teknik diperlukan untuk mengatasi permasalahan tersebut, teknik tersebut dinamakan Hinting, font-font yang berkualitas tinggi telah melewati proses ini dan mengandung informasi hinting. Saat meraster, software mengusahakan untuk meratakan outline gambar terhadap grid pixel, hanya pixel yang jatuh di outline gambar yang digunakan secara normal. Jika terdapat sedikit pixel untuk menghadirkan huruf berukuran kecil dengan benar, perintah hinting digunakan untuk membuat penyesuaian yang akan memberikan bentuk yang lebih baik secara optis.


  • Huruf Dan Media Cetak

  • Postscript

Adalah bahasa deskripsi halaman yang dipatenkan oleh Adobe. Mengkonversi informasi vektor menjadi bitmap beresolusi tinggi untuk rendering berkualitas tinggi. Adobe Type Manager (ATM) menggunakan postscript untuk menghasilkan bitmap superior dari outline di pencitraan layar komputer.


  • Inkjet Printer

Titik-titik mikroskopik dari tinta disemprotkan ke atas kertas dengan resolusi 300 hingga 1500 dpi. Dengan keterbatasan resolusi dan kualitas kertas banyak mesin cetak inkjet murahan tidak mampu memaksimalkan postscript hingga tidak bisa merender bentuk huruf dengan tepat. Tapi inkjet-inkjet keluaran terbaru yang dilengkapi oleh postscript atau postscript simulation bisa menghasilkan output yang sangat baik.


  • Layar Printer

Kebanyakan Laser Printer sudah dilengkapi oleh software postscript, yang akan bisa dengan baik menerjemahkan bentuk huruf dan pengaturan jarak dengan akurat, walaupun mereka membuat tampilan yang ‘crisp’, laser printer mengalami hambatan ketika ukuran ukuran gambar yang akan di cetak kecil. Karena partikel dari bubuk toner digunakan untuk membuat gambar lebih lebih kecil dan huruf-huruf berstroke tipis tampil lebih tebal ketika tercetak.


  • Imagesetter

Imagesetter berbasis postscript, dengan menggunakan cermin putar dan sinar laser, memberikan hasil gambar dengan kualitas tinggi, pemanfaatan eksposur fotografi dikombinasikan dengan resolusi yang sangat tinggi untuk mendapatkan detail yang sangat baik. Imagesetter mengarahkan cahaya keatas film, yang akan digunakan untuk menyinarkan cahaya ke atas pelat cetakan. Gambar sekarang sudah berpindah ke atas pelat yang sudah ditintakan dan gambar inilah yang akan dipindahkan keatas kertas atau media cetak lainnya.


  • Online Viewing

Online viewing adalah istilah aplikasi desain yang dibuat dengan tampilan yang terlihat dilayar komputer adalah hasil akhir yang akan dilihat oleh pemirsa desain contohnya, desain website atau multimedia interaktif. Permasalahan yang kerap hadir dalam pengaplikasian online viewing adalah keterbatasan resolusi yang dimiliki oleh layar monitor komputer,


yaitu 72 ppi untuk Macintosh dan 96 ppi untuk PC sehingga memberikan efek yang tidak baik untuk penampilan-penampilan huruf dalam ukuran kecil, oleh karena itu banyak desain-desain website yang menggunakan huruf dengan ukuran besar untuk aplikasi text dan ini sangat mengganggu untuk kenyamanan komposisi layout, dan juga permasalahan online viewing yang berhubungan dengan resolusi belum terpecahkan. Untuk mengatasi permasalahan resolusi ini hadirlah sebuah teknik yang dinamakan Antialiasing.


  • Anti Aliasing

Terkadang menggunakan font dengan ukuran kecil adalah satu-satunya cara yang memungkinkan untuk mendisplay text dengan ukuran kolom yang terbatas. Agar font tetap terlihat baik di ukuran kecil tanpa kehilangan legibility nya, para pembuat software membuat teknik antialiasing, teknik ini bekerja membandingkan garis vektor dengan grid bitmap dan membaca bagian dari gambar atau huruf yang hilang atau terdistorsi, lalu dengan kecanggihan teknologi,


software memasukan pixel berbentuk bayangan warna abu-abu yang bervariasi disekeliling bentuk huruf untuk menciptakan ilusi mata bentuk stroke yang halus. Kekurangan dari teknik antialiasing adalah teks dengan font berukuran kecil akan terlihat kurang hitam akan tetapi kekurangan ini cukup terbayar dengan kehalusan dan integritas atas bentuk huruf yang ditampilkan.


Untuk melihat detail font dengan jelas bisa di capai dengan mencetaknya diatas kertas, mesin cetak menggunakan titik kecil hitam atau berwarna untuk membentuk sebuah gambar. Jumlah dot per inch (dpi) / titik per inci sangatlah jauh lebih baik dibandingkan layar komputer dan oleh sebab itu gambar yang lebih detail bisa dibentuk. Kebanyakan mesin cetak inkjet atau laserjet memiliki output resolusi 300 hingga 600 dpi, dan bahkan imagesetter memiliki output resolusi hingga 3000 dpi.


Saat ini mesin cetak inkjet dan laserjet sudah bisa menghasilkan kualitas cetak yang sangat baik, tetapi jika diteliti lebih dekat akan terlihat formasi titik-titik yang membentuk area gambar, mesin cetak tersebut tetap memiliki keterbatasan resolusi, pembentukan gradasi dan warna. Secara kontras, titik-titik yang digunakan oleh imagesetter sangatlah kecil hingga sulit dideteksi oleh visual, sehingga sudut-sudut pada gambar dan huruf terlihat sempurna.


  • Teknologi Font

  • Jenis Font

Dengan pesatnya pekembangan teknologi dalam dunia percetakan digital dan komunikasi digital, dunia teknologi font telah melakukan langkah yang besar dengan bermunculannya desain-desain huruf yang inovatif dan telah memperkaya dunia desain komunikasi visual.


Diperjalanan awal dari teknologi font digital, font didesain dengan ukuran yang pasti seperti 9, 10, 12, 14, 18 dan 24 pt dengan menggunakan standar bitmap layar komputer sehingga memiliki kelemahan ketika font harus diperbesar atau diperkecil. Akan tetapi kini dengan kehadiran teknologi vektor dan antialiasing teknologi font terus berkembang dengan meninggalkan teknologi bitmap.


  • Font Type 1 dan Postscript

Untuk mengatasi permasalahan pada font bitmap, Adobe membuat font menggunakan Postscript page desription language. Font ini memiliki dua bagian, satu set font bitmap berukuran pasti dan font berbasis postscript yang akan memberikan informasi outline dari bentuk font tersebut. Sistem operasi seperti Mac OS atau Windows menggunakan font bitmap untuk menggambar font di layar, dan untuk ukuran bitmap yang diperbesar atau diperkecil sistem akan menggunakan ukuran terdekat untuk menyesuaikan bentuk.


Dan untuk keperluan cetak-mencetak font dengan basis postscript akan digunakan dan di download ke printer. Dengan menggunakan metode Bezier Curves dengan minimum pemakaian empat buah titik untuk menghasilkan sebuah garis lengkung yang terdiri dari dua titik akhir dan dua titik kontrol. Outline dari postscript ini dapat diperbesar dan diperkecil tanpa batas dan menjaga bentuk huruf tetap baik. Ketika printer telah menerima informasi outline vektor yang telah diskalakan, makan betuk itu akan disi oleh pixel dan menciptakan sebuah gambar bitmap dengan resolusi tinggi.


Proses ini dinamakan rasterization (dari bahasa Jerman “raster” yang berarti layar). Adobe membuat ATM (Adobe Type Manager) untuk mengatasi permasalahan online viewing pada font, sehingga font bitmap tidak lagi dgunakan dan lebih menggunakan informasi outline dari font postscript untuk menciptakan bentuk huruf bitmap yang sesuai dengan resolusi layar komputer, untuk semua ukuran font.


Walaupun demikian di sistem Mac OS, ATM tetap memerlukan satu file font bitmap yang di install agar nama font bisa terbaca di menu font. Font Type 1 sekarang sudah menjadi standar dalam software digital (ISO9541), dan di dunia, lebih dari 30000 font type 1 telah didigitalisasi untuk keperluan typesetting.


  • Truetype

Disamping dominasi dari dari font Type 1, Truetype ternyata lebih populer, Truetype adalah font berbasis informasi outline juga dan format vektor nya bisa di skala sesuai kebutuhan ukuran dengan akurasi yang tinggi. Truetype menggunakan metoda Quadratic B-spline dengan menerapkan titik-titk secara langsung pada garis dan bagian-bagian yang dilengkungkan. Kurang lebih postscript dan truetype memiliki kapabilitas yang hampir sama sebagai font berbasis outline atau scalable font.


Software standar dari truetype dibuat oleh Apple, akan tetapi kini juga bisa digunakan oleh sistem operasi Windows. Kedua sistem tersebut memiliki Truetype Rasterizer yang menyediakan informasi untuk penggambaran di layar dan output cetak. Truetype di rancang sebagai file tunggal (suitcase), yang didalamnya sudah terdapat keluarga huruf dalam bentuk plain, plain italic, bold dan bold italic membuat type font ini lebih rapih dalam pendataan file dibandingkan Font Type 1.


  • Multiple Master Font

Multiple Master adalah jenis font Type 1 yang dibuat khusus oleh Adobe sehingga membedakan jenis sistem ini dengan sistem yang lain. Keunikan dari Multiple Master Font adalah setiap character memiliki lebih dari satu outline digital, sepasang outline merepresentasikan titik akhir dari sebuah garis desain (design axis) dan font berbasis Multiple Master mengandung informasi titik (axes) untuk berat, style ataupun penglihatan optis dan semua terdapat dalam satu paket.


Kelebihan dari Multiple Master Font adalah fleksibilitas bentuk huruf untuk di kostumisasi tanpa distorsi bentuk ketika di perbesar atau diperkecil. File dari Multiple Master Font lebih besar dibandingkan dengan yang lainnya, juga dengan penamaan font sangat kompleks dan susah untuk di atur.


Multiple Master Font di identifikasikan dengan MM ditambah nama pendek dari huruf tersebut contohnya ITCAvaGarMM. Dan biasanya diikuti oleh dua huruf dari informasi titik (axes) seperti BD untuk Bold, XL untuk Light, NO untuk Normal, CN untuk Condensed, dan OP untuk Optikal. Nominal angka untuk merepresentasikan nilai axis. Dan jika kita membuat Multiple Master Font axis ini akan muncul dalam huruf kecil.


  • Unicode Font

Unicode adalah standard baru untuk menjabarkan characters set dalam sebuah sistem, bekerja mirip dengan ASCII (American Standard Code for Information Interchange). Biasanya dalam ASCII terdapat 200 set characters, tetapi dalam Unicode bisa terdapat 65000 jenis characters sehingga Unicode sering digunakan dalam informasi digital multi bahasa. Unicode bukan lah sebuah font encoder (pembaca sandi-sandi font) tetapi hanya sebuah standar dimana informasi glyph (outline bentuk sebuah font) sebuah font tersimpan.


  • Opentype dan Truetype Open

Format font yang terbaru adalah jenis font OpenType dan TrueType Open yang dibuat oleh dua perusahaan software raksasa yaitu Microsoft dan Adobe. Kelebihan dari format ini adalah tidak adanya perbedaan format dan kapabilitas yang tinggi untuk pertukaran basis sistem. Dan juga Opentype dan TrueTYpe didesain sebagai single file sehingga memudahkan dalam pendataan font. Stimulus dari pembuatan format ini adalah standar Unicode yang memungkinkan sebuah font mengandung 65000 jenis characters. Termasuk expert character set seperti ligatures, smallcaps, extra accent, pecahan dan characters spesial lainnya.


  • Worldtype

Worldtype adalah format font yang dibuat oleh perusahaan font AGFA Monotype, format ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan dari standar Unicode.


  • Memilih Format Font

Tidak ada alasan yang bisa mendasari kita harus menggunakan Truetype atau Type 1 secara khusus, karena tidak ada masalah jika kita menggunakan kedua-duanya dalam satu sistem akan tetapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika kedua jenis font ini disatukan yaitu ketika kita memasukkan nama font yang sama untuk kedua jenis font karena hal ini akan membingungkan kita untuk memilih nama dan membingungkan printer untuk memilih postscript yang mana yang akan digunakan.


  • Hak Cipta Font

Pembajakan font adalah hal yang biasa, permasalahan ini sama saja dengan pembajakan-pembajakan lainnya yang ada di dunia ini dari software hingga merk baju. Sudah banyak kasus yang diajukan oleh pemilik dan pendesain font karena penggunaan ilegal font yang sudah mereka buat, akan tetapi permasalahan ini kembali menjadi permasalahan etika, sikap dan moralitas. Untuk font yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan font profesional, pembelian dan penggunaan font didasari oleh lisensi yang didapat ketika font di beli oleh pengguna font.


Dan lisensi ini memiliki aturan yang membatasi penggunaan font tersebut untuk penggunaan disatu lingkungan kerja saja. Dan hal ini berlaku juga ketika font dibawa ke tempat percetakan dimana tempat percetakan tersebut tidak memiliki font tersebut kita tidak bisa mentransfer font tersebut ke dalam komputer di tempat percetakan. Hal ini berjalan diatas hukum moralitas dan etika ketika tidak ada pengawasan yang mendalam sehingga pembajakan bisa terus ada.


Perumpamaan yang terdapat didalam yaitu, seseorang membeli barang asli maka akan terlihat kualitas dan jaminan yang baik dibandingkan dengan barang yang sama dengan merek yang lain. Orisinalitas kembali menjadi bahan pertimbangan bagi sesuatu untuk dipakai, orang akan lebih menghargai sesuatu yang orisinal karena terdapat usaha-usaha yang lebih untuk menghadirkan karya tersebut hadir dan berguna untuk kita semua.


Contoh Tipografi

Berikut ini adalah contoh karya-karya Typography

ContohTipografi


Demikian penjelasan artikel diatas tentang Tipografi – Pengertian, Jenis, Sejarah, Puisi, Fungsi, Contoh semoga dapat bermanfaat bagi pembaca setia kami.