Seni Rupa Kontemporer

Diposting pada

Seni Kontemporer

Seni Rupa Kontemporer – Pengertian, Ciri, Gambar Dan Contohnya – DosenPendidikan.Com– Indonesia memiliki sejarah yang tidak dapat dipisahkan dari kesenian. Di samping itu, Indonesia memiliki beragam kekayaan berupa kebudayaan tradisional dan modern, yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Seni sendiri merupakan salah satu unsur budaya yang hidup di dalam masyarakat.

Seni Rupa Kontemporer


Sementara seni kontemporer merupakan bagian dari seni modern yang sedang berkembang di Indonesia, yang mana terlihat dari banyaknya karya seni kontemporer yang dihasilkan oleh para seniman dalam negeri. Contohnya adalah pagelaran instrument musik kontemporer yang diberi judul “otot kawat balung wesi” dan “beringin kurung” karya Nyoman Sadra. Nyoman Sadra menggunakan telur dan gergaji sebagai instrument musiknya.


Kontemporer itu sendiri artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya adalah sesuatu yang terjadi di masa sekarang. Sehingga seni kontemporer merupakan seni yang tidak terikat batas ruang dan waktu, tidak berpatokan pada suatu periodisasi seperti abad ke-20, abad ke-21 dan setelahnya.


Seni Kontemporer merupakan istilah umum yang digunakan di Negara Barat semenjak Perang Dunia II. Perkembangan Seni Kontemporer terpengaruh oleh dampak modernisasi. Sementara di Indonesia sendiri, Seni Kontemporer berkembang seiring dengan bertambahnya ragam teknik dan medium yang digunakan untuk menciptakan karya seni. Selain itu, penyebab lain adalah karena adanya percampuran antara praktik dan disiplin ilmu yang berbeda, pilihan artistik dan pilihan presentasi karya.


Menurut salah seorang pemerhati seni Yasraf Amir Piliang menyebutkan bahwa pengertian seni kontemporer adalah seni yang dibuat lebih kepada masa kini atau bersifat modern. Sedangkan dilihat dari etimologi atau sejarah katanya terdiri dari dua kata, yaitu co dan tempo. Dimana co bermakna bersama dan tempo artinya waktu. Sehingga secara harfiah, seni kontemporer dapat diartikan sebagai seni yang berjalan sebagai refleksi waktu yang sedang dilakoni.


Baca Juga : Musik Adalah


Sejarah Seni Kontemporer

Sebelum mengenal lebih jauh mengenai sejarah seni kontemporer, maka harus terlebih dahulu menelusuri awal perubahan dari seni itu sendiri, dimana seni kontemporer merupakan suatu pelepasan dari seni itu sendiri. Contohnya pada seni lukis. Seni lukis mulai memperlihatkan “sikap anehnya” setelah fotografi ditemukan pada abad 19. Beberapa ahli sejarah seni berpendapat bahwa penemuan fotografi telah mengakhiri otoritas seni lukis dalam hal “meniru alam”.


Konsep art imitating nature dengan sendirinya mendekati kepunahan. Tidak ada seniman gila yang mau bersaing dengan fotografi dalam beberapa hal, seperti : kecepatan, ketepatan, keakuratan dan kemiripan. Masa itu disebut sebagai masa krisis representasi realitas atau awal penyebab kelahiran seni lukis modern.


Sejak itu seni lukis mengambil langkah baru untuk memapankan kembali otoritasnya, yaitu menggambar realitas dengan cara yang tidak bisa dilakukan fotografi. Paul Cezanne (ini biangnya seni lukis modern) termasuk orang pertama yang menerapkan langkah itu dengan melukis efek pencerapan dari realitas. Dia menggambarkan pandangan subyektif dari realitas dengan memasukkan unsur ketidakpastian di dalamnya. Artinya, persepsi kita terhadap suatu objek, baik keragaman sudut pandang maupun keraguan yang kita lihat diakumulasikan ke dalam kanvas sebagai konsep menggambar.


Seni lukis modern mengalami krisis pada awal tahun 1970. Penyebab terjadi krisis ini, antara lain, adalah penciptaan karya seni lukis menjadi terlalu mudah. Setiap gaya dari sebuah karya yang baru diciptakan seolah-olah telah ada sebelumnya. Karena penciptaan karya yang terlalu mudah dan jenis karya seni lukis pun tidak terbatas jumlahnya, maka timbul kekaburan batas-batas estetika. Sampai akhirnya ada seruan bahwa segala sesuatu telah sampai pada akhir. Kalaupun praktek seni lukis masih berlanjut maka semata-mata hanya menampilkan kekosongan makna. Di tengah kekacauan ini seni lukis kontemporer muncul.


Kemunculan seni lukis kontemporer ditandai dengan tidak ada lagi aturan atau kategori yang dipakai untuk menghakimi sebuah karya yang tidak lazim. Aturan-aturan atau kategori-kategori adalah apa yang dicari oleh karya seni itu sendiri. Seniman berkarya tanpa aturan untuk menemukan aturan dari apa yang telah dilakukannya.


Seni Kontemporer Abstraksi

Seni lukis kontemporer tidak peduli dengan estetika atau bahkan membuang sama sekali proses estetika. Sering kali karya-karya seni lukis ini hanya membuat syock penonton daripada kesenangan estetik. Seni lukis ini terkadang tidak bisa lepas dari ideologi politik dan diperalat untuk memperjuangkan kepentingan ideologi yang bersifat advokatif. Akibatnya, banyak karya-karya lukis kontemporer yang hadir dengan penampilan radikal untuk menarik perhatian. Para seniman seni lukis kontemporer yakin bahwa seni bisa digunakan sebagai salah satu alat untuk perubahan sosial.


Baca Juga : 

Seni Rupa 2 Dimensi


Seni gambar kontemporer Indonesia

Seni gambar kontemporer Indonesia

Begitulah seni lukis berubah wajah dari waktu ke waktu hingga berwajah seperti sekarang ini. Meskipun demikian ada saja yang mengapresiasi hingga karya tersebut dapat bertahan hidup. Di sisi lain ada kekuatan yang bermodal besar yang melegitimasinya menjadi sebuah selera. Tentu saja selera pasar. Mereka adalah para pedagang seni dan kolektor-kolektornya. Dengan kreativitas “olah” mereka merubah karya seni menjadi komoditi yang layak dijual. Yang mengejutkan seniman yang “anti pasar” sekalipun tidak mampu menolak karyanya dilegitimasi sebagai komoditi.


Perkembangan Seni Kontemporer di Indonesia

Antara modern dan kontemporer secara umum tidak dapat dipilah berdasarkan waktu. Hal ini mengakibatkan tidak jelasnya pemisah antara kedua istilah tersebut. Istilah modern dan kontemporer dalam konteks seni rupa dijelaskan oleh Kramer dalam Dharsono sebagai berikut:


Pengertian “kontemporer” dibandingkan dengan istilah modern hanya sekedar sebagai sekat munculnya perkembangan seni rupa sekitar tahun 70-an dengan menempatkan seniman-seniman Amerika seperti David Smith dan Jackson Pollock sebagai tanda peralihan (Dharsono, 2004: 223).


Pengertian kontemporer dalam bidang arsitektur memiliki pengertian lain, hal ini diungkapkan oleh Kultermann seorang pemikir asal Jerman, “Berdasarkan teori Udo, pengertian kontemporer dekat dengan paham post-modern menjelang tahun 1970. Paham baru ini menentang kerasionalan paham modern yang dingin dan berpihak pada simbolisme instink” (Dharsono, 2004: 223). Dalam istilah seni pengertian ini ditafsirkan lebih lajut oleh Douglas Davis, bahwa kontemporer sebagai kembalinya upaya mencari dan mengangkat nilai-nilai budaya dan kemasyarakatan atau dalam istilah seni kembali ke konteks.


Seperti telah kita ketahui, seni kontemporer dalam bahasa Indonesia padanannya adalah “seni masa kini” atau juga “seni mutakhir”. Dalam khazanah seni modern yang telah berusia ratusan tahun, kehadiran seni kontemporer cukup rumit dan menimbulkan kontroversi yang berkepanjangan.


Istilah seni kontemporer justru banyak menimbulkan kebingungan. Istilah seni kontemporer dalam arti seni masa kini sebenarnya sudah muncul sejak tahun 50-an. Pada waktu itu, karya seni masa kini hanya menyangkut nama-nama Picasso, Matisse, Braque dan lain-lain. Periode berikutnya adalah pendobrakan yang lengkap terhadap asas-asas seni rupa tradisi Barat.


Bahkan, akhirnya pendobrakan ini semakin beraneka ragam. Dipengaruhi oleh semangat individualisme dengan jumlah pelukis yang semakin banyak maka seni kontemporer ini semakin dipadati oleh seni individual di mana setiap seniman berusaha untuk saling berbeda satu sama lain (Popo Iskandar, 2000:30). Ditinjau dari sudut ini seni kontemporer bukanlah konsep tetap. Seni kontemporer adalah dimensi waktu yang terus bergulir mengikuti perkembangan masyarakat dengan zamannya.


Kiranya hanya satu indikasi yang bisa dijadikan titik terang istilah seni kontemporer, yakni lahir dan berkembang dalam khazanah dan ruang lingkup seni modern. Hal ini di pertegas dalam buku AWAS! Recent art from Indonesia: Seni rupa kontemporer muncul setelah seni rupa modern.


Berlangsungnya perayaan ‘Boom seni lukis’ di akhir tahun 80-an dan awal akhir 90-an seniman bergerak cepat menembus, melintas batas-batas tradisional negara yang membatasi identitasnya. Kelangsungan seni rupa kontemporer tidak lagi mengusung semangat hebat, pemberontakan dan penyangkalan seperti pendahulunya di tahun 70-an (seni modern) tetapi melangsungkan negosiasi dengan berbagai senimanan baru, perubahan-perubahan yang serba cepat, peluang dan tentunya juga gemerlapnya pasar (Rizki A Zaelani, 1999:92).


Baca Juga : Aransemen adalah


Pengertian Seni Rupa Kontemprer

Seni Kontemporer adalah perkembangan seni yang terpengaruh dampak modernisasi dan digunakan sebagai istilah umum sejak istilah Contemporary Art berkembang di Barat sebagai produk seni yang dibuat sejak Perang Dunia II. Istilah ini berkembang di Indonesia seiring makin beragamnya teknik dan medium yang digunakan untuk memproduksi suatu karya seni, juga karena telah terjadi suatu percampuran antara praktik dari disiplin yang berbeda, pilihan artistik, dan pilihan presentasi karya yang tidak terikat batas-batas ruang dan waktu.

Pengertian Seni Rupa Kontemprer


Ciri-Ciri Seni Rupa Kontemporer

Ciri-ciri seni kontemporer antara lain sebagai berikut:

  1. Tiadanya sekat antara berbagai disiplin seni, alias meleburnya batas-batas antara seni lukis, patung, grafik, kriya, teater, musik, anarkis, omong kosong, hingga aksi politik.
  2. Konsep penciptaannya tetap berbasis pada sebuah filosofi, tetapi jangkauan penjabaran visualisasinya tidak terbatas.
  3. Tidak terikat pada pakem-pakem tertentu dan aturan-aturan zaman dahulu, tetapi berkembang sesuai zaman.
  4. Mempunyai gairah dan nafsu moralistic yang brerkaitan dengan matra sosial dan politik sebagai tesis.
  5. Seni yang cenderung diminati media massa untuk dijadikan komoditas pewacanaan sebagai aktualitas berita yang fashionable.
  6. Mengutamakan jenis seni media baru seperti instalasi, performance, fotografi, video, seni serat dan menerima seni kriya dan seni popular.
  7. Isu-isu yang diwacanakan seni rupa kontemporer misalnya : jender, HAM, multikultural, budaya etnik, lingkungan hidup, buruh migran, diaspora, dan lain-lain

Tafsiran lain mengenai ciri praktek seni kontemporer di Indonesia yaitu sebagai berikut:

  1. Dihilangkannya sekat antara berbagai kecenderungan artistik yang ditandai dengan meleburnya batas-batas antar seni visual, teater, tari dan musik.
  2. Intervensi disiplin ilmu sains dan social, terutama yang dicetuskan sebagai pengetahuan popular atau memanfaatkan teknologimutakhir.

Istilah ini dianggap bisa menyartai sebutan seni visual, music, tari dan teater. Meskipun di Barat, istilah Contemporary Art biasa digunakan untuk menyebut praktek seni visual yang sesuai dengan kebutuhan kegiatan Museum maupun lembaga pencetus nilai seperti Galeri Seni dan Balai Lelang.


Setiawan Sabana, tokoh pendidik, perupa, yang juga seorang dekan FSRD (Fakultas Seni Rupa dan Desain) ITB mengungkapkan, sesuai dengan hasil penelitiannya mengenai “Seni Rupa Kontemporer Asia Tenggara” yang dilakukannya selama 4 tahun, bahwa yang membedakan antara seni rupa modern dan kontemporer adalah sebagai berikut:


Baca Juga : Aliran Seni Lukis – Ciri, Jenis, Tokoh dan Contoh Gambar


Seni Rupa Modern

  1. Memutuskan rantai dengan tradisi masa lalu, pada masa ini tradisi tidak menjadi perhatian yang signifikan dan itu dianggap sebagai sesuatu yang tidak perlu diotak-atik lagi tapi cukup dalam musium saja.
  2. Adanya high art dan low art ( kesenian dianggap adiluhung).
  3. Tema-tema sosial cenderung ditolak.
  4. Kurang memperhatikan budaya lokal.

Seni Rupa Kontemporer

  1. Tradisi diangkat kembali, misalnya tema lebih bebas dan media lebih bebas.
  2. Tema-tema sosial dan politik menjadi hal yang lumrah dalam tema berkarya seni.
  3. Berbaurnya karya seni adiluhung/ high art dan low art.
  4. Masa seni rupa modern kesenian itu abadi maka masa kontemporer kesenian dianggap kesementaraan.
  5. Dulu ada istilah menara gading sekarang kesenian merakyat, jadi tidak lagi sesuatu yang perlu/ harus bertahan.
  6. Budaya lokal mulai bahkan menjadi perhatian.

Selanjutnya ia menyimpulkannya bahwa fenomena seni rupa kontemporer Indonesia merupakan suatu refleksi, pencerminan evaluasi kembali, sikap evaluatif dan pencarian akan potensi-potensi kultural yang baru di negeri ini dan merupakan bentuk kesadaran baru dalam era global.


Dalam seni rupa Indonesia, istilah kontemporer muncul awal 70-an, ketika Gregorius Sidharta menggunakan istilah kontemporer untuk menamai pameran seni patung pada waktu itu. Suwarno Wisetrotomo, seorang pengamat seni rupa, berpendapat bahwa seni rupa kontemporer pada konsep dasar adalah upaya pembebasan dari kontrak-kontrak penilaian yang sudah baku atau mungkin dianggap usang. Konsep modernisasi telah merambah semua bidang seni ke arah kontemporer ini. Paling menyolok terlihat di bidang tari dan seni lukis. Seni tari tradisional mulai tersisih dari acara-acara televisi dan hanya ada di acara yang bersifat upacara atau seremonial saja.


Lukisan kontemporer semakin melejit seiring dengan meningkatnya konsep hunian minimalis, terutama di kota-kota besar. Seperti diungkapkan oleh seniman lukis kontemporer Saptoadi Nugroho dari galeri Tujuh Bintang Art Space Yogyakarta, “Lukisan kontemporer semakin diminati seiring dengan merebaknya konsep perumahan minimalis terutama di kota-kota besar. Akan sulit diterima bila kita memasang lukisan pemandangan, misalnya sedangkan interior ruangannya berkonsep modern.”


Sekian penjelasan artikel diatas tentang Seni Rupa Kontemporer – Pengertian, Ciri, Gambar Dan Contohnya semoga bermanfaat bagi pembaca setia DosenPendidikan.Com