Stres Kerja – Pengertian Menurut Para Ahli, Penyebab, Faktor, Gejala dan Dampak – Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai Stres Kerja yang dimana dalam hal ini meliputi pengertian menurut para ahli, Penyebab, faktor, gejala dan Dampak, nah agar lebih dapat memahami dan mengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini.
Pengertian Stres Kerja
Stres kerja adalah perasaan yang menekan atau merasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Stres kerja tampak dari gejala antara lain emosi tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka menyendiri, sulit tidur, merokok yang berlebihan, tidak bisa rileks, cemas, tegang, gugup, tekanan darah meningkat dan mengalami gangguan pencernaan.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : “Penilaian Kerja” Pengertian & Menurut Para Ahli Serta ( Tujuan – Manfaat – Proses )
Pengertian Stres Kerja Menurut Para Ahli
Berikut ini terdapat beberapa pengertian stres kerja menurut para ahli, terdiri atas:
-
Kreitner dan kinicki (2005)
Mendefinisikan stres sebagai respon adaptif dihubungkan oleh karakteristik dan atau proses pisikologis individu, yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan ekternal, situasi, atau peristiwa yang menempatkan tuntutan pisikologis/fisik khusus pada seseorang.
-
Charles D, Spielberger (dalam Handoyo, 2001)
Menyebutkan bahwa stres adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalanya obyek-obyek dalam lingkungan atau suatu stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya. Stress juga bisa diartikan sebgai tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang.
-
Sondang Siagian (2008)
Menyatakan bahwa stress merupakan kondisi ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi, jalan pikiran, dan kondisi fisik seseorang. Stres yang tidak bisa diatasi dengan baik biasanya berakibat pada ketidakmampuan orang berinteraksi sevara positif dengan lingkungannya, bauk dalam lingkungan pekerjaan maupun lingkungan luarnya. Artinya, karyawan yang bersangkutan akan mengalami berbagai gejala negative yang pada gilirannya akan berpengaruh pada prestasi kerja.
Penyebab Stres Kerja
Menurut Luthans (2002), penyebab stres yang bersifat organisasi, salah satunya adalah struktur organisasi yang terbentuk melalui desain organisasi yang ada, misalnya melalui formalisasi, konflik dalam hubungan antar karyawan, spesialisasi, serta lingkungan yang kurang mendukung. Hal ini dalam desain organisasi yang juga dapat menyebabkan stres antara lain adalah level diferensiasi dalam perusahan serta adanya sentralisasi yang menyebabkan karyawan tidak mempunya hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan (Robbins, 2003).
Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : “Kualitas Kehidupan Kerja ( Quailty Of Work Life )” Pengertian & ( Tujuan – Manfaat – Pengembangan )
Sedangkan faktor yang bersifat non-organisasi, yaitu faktor individual antara lain adalah tipe kepribadian karyawan. Tipe kepribadian yang cenderung yang mengalami stres kerja yang lebih tinggi adalah tipe kepribadian A. individu tipe A lebih cepat mengalami kemarahan yanga apabila ia tidak dapat menangani hal tersebut, individu tersebut akan mengalami stres yang dapat menuju terjadinya masalh pada kesehatan individu tersebut (Luthsans, 2002).
Karyawan dapat menaggapi kondisi-kondisi tekanan tersebut secara positif maupun negative. Stres dikatakan positif dan merupakan suatu peluang bila stress tersebut merangsang mereka untuk meningkatkan usahanya untuk memperoleh hasil yang maksimal. Stress dikatakan negative bila stress memberikan hasil yang menurun pada produktifitas karyawan.
Akibatnya, ada konsekuensi yang konstuktif maupun destruktif bagi badan usaha maupun karyawan. Pengaruh dari konsekuensi tersebut adalah penurunan ataupun peningkatan usaha dalam jangka waktu pendek maupun berlangsung dalam jangka waktu lama.
Dalam model stress kerja yang dikembangkan oleh iavansevich dan matteson, “Organization Stressor and Heart Disease”. (dalam Kreitner dan kinicki, 2005) penyebab stress antar lain meliputi : Level individual, Level kelompok, Level oraganisasional, dan Level ekstra organisasional. Stressor Level individual yaitu secara langsung dikaitkan dengan petugas pekerjaan seseorang (person-job interface). Contoh yang paling umum stressor Level individual ini adalah
- Role overload merupakan dimana kondisi pegawai memiliki telalu banyak pekerjaan yang harus dikerjakan atau dibawah tekanan jadwal yang
- Role conflict terjadi ketika bebagai macam pegawai memiliki tugas dan tanggung jawab yang saling bertentangan satu dengan yang lainnya. Konplik ini juga terjadi ketika pegawai diperintahkan untuk melakukan sesuatu tugas/pekerjaan yang berlawanan dengan hati nurani atau moral yang mereka
- Role ambiguity terjadi ketika pekerjaan itu sendiri tidak didefinisikan secara jelas. Oleh karena itu pegawai tidak mampu untuk menentukan secara tepat yang diminta organisasi dari mereka, maka mereka terus menerus cemas apakah kinerja mereka cukup atau
- Responsibility for other people hal ini berkaitan dengan kemajuan kariri pegawai. Kemajuan karir yang terlalu lambat, terlalu cepat, atau pada arah yang tidak diinginkan akan menyebabkan pagawai mengalami tingkat stress yang tinggi. Apalagi jika mereka harus bertanggung jawab terhadap karir seseorang yang lain akan menyebabkan level stress menjadi lebih tinggi.
Banyak sekali faktor di dalam perusahaan atau organisasi yang dapat menimbulkan stress. Tekanan untuk menghadapi kekeliruan atau menyelesaikan tugas dalam suatu kurun waktu yang terbatas, beban kerja yang berlebih, seorang pimpinan yang menuntut dan tidak peka, serta rekan kerja yang tidak menyengkan merupakan beberapa contoh penyebab stress.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Dukungan Sosial
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stres Kerja
Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stress disebut stressor. Meskipun stress dapat diakibatkan oleh hanya satu stressors, biasanya karyawan mengalami stress karena kombinasi stressor. Menurut Robbins (2001:565-567) ada tiga sumber utama yang dapat menyebabkan timbulnya stress yaitu:
-
Faktor Lingkungan
Keadaan lingkungan yang tidak menentu akan dapat menyebabkan pengaruh pembenukan struktur organisasi yang tidak sehat terhadap karyawan.
Dalam faktor lingkungan terdapat tiga hal yang dapat menimbulkan stress bagi karyawan yaitu ekonomi, politik dan teknologi. Perubahan yang sangat cepat karena adanya penyesuaian terhadap tiga hal tersebut membuat seseorang mengalami ancaman tekanan stress.
Hal ini dapat terjadi, misalnya perubahan teknologi yang begitu cepat. Perubahan yang baru terhadap teknologi akan membuat keahlian seseorang dan pengalamannya tidak terpakai karena hampir semua pekerjaan dapat gterselesaikan dengan cepat dan dalam waktu dalam waktu yang singkat dengan adanya teknologi yang digunakannya.
-
Faktor Organisasi
Dalam organisasi terdafat beberapa faktor yang dapat menimbulkan stress yaitu role demands, interpersonal demands, organizational structure dan organizational leadership.
-
Faktor Individu
Pada dasarnya faktor yang terkait dalam hal ini muncul dari dalam keluarga, masalah ekonomi pribadi dan karakteristik pribadi dari keturunan. Hubungan pribadi antar keluarga yang kurang baik akan menimbulkan akibat pada pekerjaan yang akan dilakukan karena akibat tersebut dapat terbawa dalam pekerjaan seseorang.
Sedangkan masalah ekonomi tergantung dari bagaimana seseorang tersebut dapat menghasilkan penghasilan yang cukup bagi kebutuhan keluarga serta dapat menjalankan keuangan tersebut denga seperlunya. Karakteristik pribadi dari keturunan bagi tiap individu yang dapt menimbulkan stress terdapat pada watak dasar alami yang dimiliki oleh seseorang tersebut. Sehingga untuk itu, gejala stress yang timbul pada tiap-tiap pekerjaan harus diatur benar dalam kepribadiaan seseorang.
Gejala Stres Kerja
Cary Cooper dan Alison Straw (1995:8-15) menemukan gejala stress dapat berupa tanda-tanda berikut ini:
- Fisik, yaitu nafas memburu, mulut dan tenggorokan kering, tangn lembab, merasa panas, oto-otot tegang, letih yang tidak beralasan, sakit kepala, salah urat dan
- Perilaku, yaitu perasaan bingung, cemas, sedih jengkel, salah paham, tidak berdaya, tidak mampu berbuat apa-apa, gelisah, gagal, tidak menarik, kehilangan semangat, sulit konsentrasi, sulit berfikir jernih, sulit membuat keputusan, hilangnya kretifitas, hilangnya gairah penampilan dan hilangnya minat terhadap orang
- Watak dan keprubadian, yatitu sikap hati-hati menjadi cermat yang berlebihan, cemas menjadi mlekas panic, kurang percaya diri menjadai rawan, dan penjengkel menjadi meledak-ledak.
Gejala stres tempat kerja, yaitu meliputi:
- Kepuasan kerja rendah
- Kinerja yang menurun
- Semangat dan energy menjadi hilang
- Komunukasi tidak lancer
- Pengambilan keputusan jelek
- Kretifitas dan inovasi kurang
- Begulat pada tugas-tugas yang tidak produktif
Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Komunikasi Adalah
Dampak Stres Kerja
Dampak stres kerja dapat menguntungkan atau merugikan karyawan. Dampak yang menguntungkan diharapkan akan memacu karyawan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan bersemangat sebaik-baiknya, namun jika stres tidak mampu diatasi maka akan menimbulkan dampak yang merugikan karyawan “Gitosudarmo, 2000:54”.
Berikut ini beberapa dampak dan akibat yang ditimbulkan dari stres kerja:
- Subjektif, berupa kekhawatiran atau ketakutan, agresi, apatis, rasa bosan, depresi, keletihan, frusrasi, kehilangan kendali emosi, penghargaan diri yang rendah, gugup, kesepian.
- Perilaku, berupa mudah mendapat kecelakaan, kecanduan alkohol, penyalahgunaan obat, luapan emosional, makan atau merokok secara berlebihan, perilaku impulsif, tertawa gugup.
- Kognitif, berupa ketidak mampuan untuk membuat keputusan yang masuk akal, daya konsentrasi rendah, kurang perhatian, sangat sensitif terhadap kritik, hambatan mental.
- Fisiologis, berupa kandungan glukosa darah meningkat, denyut jantung dan tekanan darah meningkat, mulut kering, berkeringat, bola mata melebar, panas dan dingin.
- Organisasi, berupa angka absensi, omset, produktivitas rendah, terasing, dari mitra kerja, komitmen organisasi dan loyalitas berkurang.
Demikianlah pembahasan mengenai Stres Kerja – Pengertian Menurut Para Ahli, Penyebab, Faktor, Gejala dan Dampak semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂